Advertise With Us

barcabarcelona76@gmail.com

Terraforming: teknik "membumikan" planet asing


Ilustrasi teknik terraforming yang melepas CO2 Ke atmosfer Planet Mars

 Terraforming, ya ide tentang pembentukan permukaan suatu planet menjadi "Bumi", adalah ide yang saat ini sepertinya serius akan dilakukan oleh badan antariksa dunia. Nasa (badan antariksa Amerika serikat) ESA (badan antariksa Uni Eropa) dan JSA(Agensi antariksa Jepang), adalah beberapa badan antariksa yang sudah memiliki program pembentukan planet di Tata surya kita

               Kandidat terkuat planet yang akan dibentuk diantaranya adalah Mars, Venus ,Titan (bulan Saturnus), hingga planet tanpa atmosfer seperti Merkurius ,Bulan kita ,hingga Asteroid Ceres. Persyaratan dasar dari planet yang akan diterraformasi adalah planet tersebut berkomposisi batuan, bukan gas raksasa seperti Jupiter, Saturnus, atau Neptunus dan Uranus.

Perubahan permukaan Mars setelah 300 tahun terraformasi


Planet merah adalah kandidat utama. 
Teknik terraforming bisa bermacam macam, yang dianggap paling mungkin untuk teknologi manusia saat ini, adalah menyulap permukaan planet mars, dikarenakan planet ini diperkirakan memiliki iklim, dan lingkungan yang mirip bumi, sampai sekitar dua miliar tahun lalu. Hingga kini rover rover Nasa masih mencari bukti pernah adanya air di sana. Berawal dari wahana Viking, hingga kini diteruskan Curiosity, Nasa terus mencari bukti, dengan tujuan akhir mengetahui seberapa jauh teknik yang dibutuhkan manusia untuk mengubah permukaan planet kembali ke masa dimana planet ini mendukung adanya kehidupan. Jika ingin tahu bagaimana masa depan planet mars, Red planet, adalah film yang kurang lebih menyuguhkan penggambaran pembentukan permukaan planet di masa mendatang.

Red Planet, penggambaran yang tepat mengenai teraformasi

   Dalam film yang dibintangi oleh Val kilmer tersebut, digambarkan bahwa Nasa mengirimkan astronotnya ke mars, yang telah sepuluh tahun mengalami Teraformasi oleh rover rover jelajah yang dikirim sebelumnya, dan melaksanakan misi untuk tinggal di permukaan planet yang sebagian diperkirakan sudah dapat dihuni.
Teknik yang digunakan dalam film ini ,sama persis dengan yang akan dilakukan Nasa, yaitu dengan melepaskan Co2 beku, yang terdapat pada kutub planet, hal ini dapat membuat planet menjadi lebih hangat, dan secara alami dapat membentuk kelembaban. Lalu rover yang lain mengangkat air beku yang terkandung di bawah tanah, dan menyebarkan alga biru, nenek moyang dari seluruh kehidupan di bumi. Alga biru diperlukan agar Co2 hasil terraformasi dapat diubah menjadi Oksigen yang dapat dihirup manusia. Perbedaannya hanya terdapat pada pemanasan inti planet menggunakan Lup (kaca pembesar) raksasa, yang memfokuskan sinar matahari yang telah diubah menjadi laser kedalam inti planet, hal ini dilakukan agar inti planet memanas, dan menghasilkan energi tektonik. Panas yang dihasilkan akan menguapkan sebagian air menjadi awan hujan, dan hujan inilah yang akan membentuk beberapa cekungan menjadi samudera dalam jangka waktu beberapa abad lamanya. Terkesan seperti imajinasi fiksi ilmiah memang, tapi negara maju sudah punya semua teknologi, yang tinggal menunggu penerapannya tersebut.
Ilustrasi teknik teraforming Planet mars (Sumber: National Geographic)

Takdir manusia memang untuk menjelajah. 
 Manusia memang makhluk penjelajah. Sejak ratusan ribu tahun lalu nenek moyang kita , yaitu homo sapiens awal, adalah pionir penjelajahan. Beratus tahun lalu orang eropa menjelajah samudera samudera di bumi ,untuk mencari nusantara. Generasi sebelum kita sudah menjadi pionir penjelajahan antariksa, dengan mengirim wahana penjelajahan semesta, seperti Pioneer, atau Voyager 1, dan 2 yang mulai meninggalkan ujung tata surya. Kini generasi kita akan memulai penjelajahan era baru, dengan mengubah planet yang kering kerontang menjadi seindah, dan senyaman rumah. Hal ini harus dilakukan mengingat kondisi Bumi kita yang akan dipenuhi hingga enam miliar manusia tiga dekade ke depan, dan kondisi planet kita yang semakin rusak. Maka pencarian tempat baru untuk dihuni menjadi opsi yang paling tepat untuk masa depan umat manusia. Karena takdir kita memang untuk menjelajah, dan mendiami seluruh jagat raya.

The
©Gregorius Yohandi, 2012

Penulis    :        Gregorius Yohandi
Referensi :       space.com, nasa.gov, National Geographic
Share on Google Plus

About Gregorius Yohandi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar